Sanggar Sastra Tabir Kaji Cerita Rakyat Asal Mula Pohon Sagu

Kep Meranti, faktainfokom.com

Pengurus Sanggar Sastra Tabir Selatpanjang melaksanakan pengkajian cerita rakyat Kepulauan Meranti yang berjudul “Asal Mula Pohon Sagu”. (Sabtu, 17/05/2025).

Cerita tersebut sengaja dikaji untuk melestarikan salah satu cerita yang merupakan tradisi lisan masyarakat Kepulauan Meranti.
“Orang sering menyebutkan bahwa Selatpanjang Ibu Kota Kepulauan Meranti ini dengan nama Kota Sagu. Jadi sangat miris kalau cerita asal mula sagu itu sendiri tidak diketahui oleh masyarakatnya terutama generasi muda. Kebimbangan kami adalah para penutur cerita lisan saat ini sudah tidak banyak. Kalau pun masih hidup mereka sudah sangat tua, berusia di atas tujuh puluh tahun. Karena itulah kami berupaya melestarikan cerita lisan ini menjadi cerita tertulis.”, ungkap Riski Saputra, A.Md.T., atau yang lebih dikenal dengan nama Iki Ajak.

Pada pertemuan pembahasan itu hadir sejumlah anggota dan pengurus inti di antaranya Sekretaris Eri Muhairizal dan Bendahara Delfika Sari, turut hadir Pembina Sanggar Sastra Tabir Afrizal Cik.

Kelanjutan dari mengkaji cerita Asal Mula Pohon Sagu ini, pada hari Ahad (18/05/2025), para Pengurus dan Anggota Sanggar Sastra Tabir Selatpanjang bergerak ke beberapa desa di Kepulauan Meranti untuk melihat lebih dekat perkebunan sagu rakyat dan bertanya langsung tentang cerita Asal Mula Pohon Sagu kepada orang-orang tua di desa-desa tertentu yang mereka kunjungi. Sebab di beberapa desa terdapat cerita yang berbeda. Di antara desa yang mereka datangi adalah Desa Banglas Barat, di Kecamatan Tebing Tinggi, Desa Tanjung, dan Desa Maini Darul Takzim di Kecamatan Tebing Tinggi Barat.

Ketika ditanya tentang cerita Asal Mula Pohon Sagu ini adalah suatu kebenaran atau cerita dongeng hayal, Iki Ajak menjelaskan, “Untuk diketahui cerita Asal Mula Pohon Sagu ini adalah cerita fiksi. Cerita dari mulut ke mulut penduduk desa atau orang kampung, cerita pengantar tidur bagi sang anak dari orang tuanya. Namun demikian cerita ini sangat menarik, sarat dengan tunjuk ajar, dan menghibur” kata Riski Ajak.

Tentang Sanggar Sastra Tabir ini sendiri, termasuk sanggar yang telah lama berdiri yaitu sejak tahun 2007, semasa Selatpanjng masih menjadi bagian dari Kabupaten Bengkalis. Berdiri pada masa Kecamatan Tebing Tinggi dipimpin oleh Camat H. Abdullah Atan. Sanggar ini telah beberapa kali melakukan pergantian pengurus. Sanggar ini diaktanotariskan pada tahun 2014 dan akta perubahannya pada tahun 2023. *(Miswan)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *