Produksi Telur Ayam 300 Butir per Hari Lapas Pekanbaru Raih Prestasi.

Pekanbaru, faktainfokom.com

10 Oktober 2025 – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Pekanbaru terus menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung program ketahanan pangan nasional melalui kegiatan pembinaan kemandirian bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).

Dari hasil peternakan ayam petelur internal, Lapas Pekanbaru kini mampu memproduksi 300 butir telur ayam per hari, meningkat signifikan dibandingkan 210 butir per hari pada awal tahun.

Kepala Lapas Kelas IIA Pekanbaru, Yuniarto, menyampaikan bahwa peningkatan produksi ini merupakan wujud nyata pelaksanaan Asta Cita Presiden Republik Indonesia serta 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan.

“Program pembinaan kemandirian kami arahkan pada bidang agrobisnis, termasuk peternakan ayam petelur. Melalui pelatihan langsung, WBP dilatih untuk memahami pemeliharaan, pemberian pakan, dan manajemen produksi. Hasilnya kini mencapai 300 butir per hari, berkat optimalisasi pakan dan perawatan intensif oleh WBP,” ujar Yuniarto.

Kegiatan peternakan ayam petelur ini melibatkan puluhan WBP yang dibimbing secara bertahap oleh petugas dan instruktur. Selain memenuhi kebutuhan gizi internal Lapas, hasil panen juga dipasarkan melalui kerja sama dengan mitra eksternal di wilayah Pekanbaru.

“Kami berkolaborasi dengan pihak ketiga dalam pendistribusian hasil panen, agar produksi tidak hanya bernilai manfaat bagi Lapas tetapi juga berdampak ekonomi bagi masyarakat,” tambah Kepala Seksi Kegiatan Kerja (Giatja), Jefriandy Gultom.

Program ini menjadi bagian dari rangkaian pembinaan kemandirian di Lapas Pekanbaru yang sebelumnya juga telah menjalankan kegiatan budidaya ikan patin dan pertanian hidroponik.

Pada Juni lalu, Lapas Pekanbaru mencatat keberhasilan panen perdana nanas madu dan sayur pakcoy yang turut mendukung program ketahanan pangan daerah.

Lebih lanjut, Kalapas Yuniarto menegaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya difokuskan pada peningkatan produksi, namun juga pada pembentukan karakter dan kemandirian ekonomi WBP.

“Dengan memanfaatkan lahan terbatas, kami mengembangkan kandang modern untuk efisiensi. Tujuan utama bukan sekadar menghasilkan telur, tetapi membekali WBP dengan keterampilan praktis agar siap berdaya saing setelah bebas,” tegasnya.

Melalui capaian ini, Lapas Kelas IIA Pekanbaru bertekad untuk terus memperkuat pembinaan produktif yang berorientasi pada pemberdayaan WBP serta mendukung agenda nasional dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan.

Rilis,lapas Pekanbaru
Rosa,gultom

Pos terkait